Bapak ARIF Yth,
Kami ingin menanyakan informasi yang
lengkap sehubungan dengan adanya penawaran investasi dengan bagi hasil. Kami
mendapat tawaran investasi dengan hasil 7 persen per bulan, sangat menggiurkan
memang, setahun berarti 84 persen, hampir 100 persen. Masalahnya informasinya
hanya dari mulut ke mulut, katanya usahanya di bidang distribusi sebuah BUMN
ternama yang berkedudukan di Bandung (perusahaan, nama dan pengurusnya kami
tidak tahu). Tapi, banyak teman-taman lain, terutama yang di Bandung, sudah
menikmati hasilnya sekitar setahun lebih. Kami baru ditawari sekitar dua bulan
lalu dan banyak teman yang berminat. Perhitungan kami dengan investasi Rp 20
juta akan mendapat hasil Rp 1,4 juta per bulan. Sedangkan, untuk angsuran bank
(kalau dananya dari pinjaman) sekitar Rp 700 ribu. Bagaimana menurut bapak punya referensi atau saran untuk kami? Kami menunggu jawaban dan terima kasih
banyak.
Irwan (via email) Jawab:
Penawaran investasi seperti ini memang
sering kali menggiurkan. Dengan menyetorkan sejumlah dana, kita bisa mendapatkan
hasil tanpa harus bekerja dan menanggung resiko. Apalagi hasil yang ditawarkan
cukup tinggi, sampai 84 persen per tahun. Ditambah lagi dengan pengakuan
teman-teman Anda yang sudah menikmati hasilnya.
Untuk menyikapinya, saya rasa Anda perlu
mengesampingkan dulu bayangan akan besarnya hasil yang dijanjikan dan kita
kembalikan ke mekanisme investasinya. Seperti apa mekanisme investasi yang
ditawarkan. Apakah pinjaman berbunga dimana Anda meminjamkan sejumlah uang dan
mendapatkan keuntungan berupa pengembalian pokok plus bunganya. Atau apakah ini
adalah kerja sama penyertaan modal tempat Anda menyetorkan uang sebagai modal
untuk digunakan sebagai modal usaha. Dan secara periodik, Anda akan mendapatkan
bagi hasil dari usaha tersebut sampai modal tersebut ditarik kembali. Kalau
mekanismenya seperti pinjaman berbunga.
Maka dana pinjaman Anda akan tetap menjadi
hak Anda tanpa terpengaruh dengan hasil usahanya. Berapapun hasil usahanya Anda
akan menerima kembali pinjaman tersebut berikut bunganya. Atau dapat dikatakan
Anda tidak ikut menanggung resiko usaha. Artinya, ini sama saja dengan pinjaman
bank. Lalu kenapa pengusaha itu berani membayar bunga yang lebih tinggi daripada
bunga bank? Jika Anda sendiri menjadi seorang pengusaha, bukankah akan lebih
menguntungkan kalau mengambil pinjaman di bank dengan bunga yang lebih rendah.
Kalau tawarannya tidak logis seperti ini, tinggalkan saja, paling-paling pepesan
kosong. Lain halnya dengan alternatif mekanisme kedua dimana Anda akan diminta
untuk ikut menanggung resiko. Karena Anda menanamkan modal ke dalam usaha, maka
Anda juga akan diminta untuk ikut menanggung resiko usaha.
Kalau usahanya maju, Anda akan menerima
bagi hasil yang besar. Kalau usahanya sedang lesu, maka bagi hasil untuk Anda
juga ikut turun. Artinya, hasil investasinya sangat tergantung dengan hasil
usahanya. Coba tanyakan kembali apakah angka 7 persen itu adalah perkiraan atau
kepastian. Jika persentase hasil ini adalah kepastian yang dijanjikan oleh
perusahaan tersebut, maka ini adalah pinjaman berbunga dan kita sudah lihat
kalau penawaran ini kurang masuk akal karena sangat tinggi dibandingkan pinjaman
bank. Kalau angka itu adalah perkiraan saja dan angka hasil sesungguhnya baru
akan diketahui setelah usahanya berjalan, maka ini adalah bagi hasil. Bagi hasil
yang setara dengan 7 persen mungkin saja terjadi, tapi tentunya juga dengan
asumsi bahwa usahanya sendiri mendapatkan hasil yang lebih besar lagi dari itu.
Sekarang pertanyaannya, apakah betul hasil
usaha tersebut bisa memberikan hasil bersih setidaknya 14 persen dalam satu
bulan. Dan apakah semua keuntungannya bisa diperoleh dengan tunai setiap bulan
karena bagi hasilnya juga setiap bulan. Ini yang harus Anda selidiki terlebih
dahulu. Coba pelajari dengan baik sistem usahanya. Jika usahanya bergerak dalam
bidang distribusi, darimana dan dengan harga berapa barangnya dibeli. Lalu
kemana dengan harga berapa barang tersebut dijual. Lalu biaya-biaya apa saja
yang akan terjadi. Minta perusahaan tersebut untuk menjelaskan hal ini dan
pastikan penjelasannya dapat dimengerti dan angkanya juga memang logis. Kalau
Anda tidak mengerti dengan penjelasannya atau angkanya tidak logis, abaikan saja
tawaran tersebut.
Satu hal lagi yang menjadi catatan adalah
kemampuan usaha dalam menyerap modal. Kalau perusahaan itu tidak membatasi
penyertaan modal yang masuk, dapat dicurigai dananya akan dilarikan ke tempat
lain, abaikan juga tawaran seperti ini. Setiap usaha pasti memiliki batasan
modal yang bisa dipakai. Batas perusahaan agribisnis adalah lahan yang dikelola.
Kalau semua lahan sudah ditanami buat apa lagi terus menerima uang masuk.
Distributor juga memiliki batasan pasokan dan pasar. Buat apa modal yang besar
kalau pasokan barangnya dan pasarnya terbatas. Saya sarankan agar Pak Irwan
mencari informasi lebih banyak dan jangan mudah tergiur dahulu dengan hasilnya.
Anda bisa membuat pertimbangan yang logis jika informasinya sudah lengkap.
0 comments:
Posting Komentar