Senin, 03 November 2014


Dikutip dari Harian Republika
Bapak Ahmad Gozali Yth,
Assalamu'alaikum wr wb. Saya mohon bantuannya untuk mengatur keuangan saya. Kerja saya tidak tentu karena digaji per proyek yang sifatnya insidental. Sesekali bisa mendapat penghasilan lumayan. Tapi, untuk mendapatkan proyek juga lama. Apa ada kiat untuk mengatur keuangan sehingga saya tidak keteteran pada saat tidak ada proyek. Saya masih sendiri dan tinggal di rumah kost. Terima kasih atas saran Anda.Rohayati via email

Jawab:
Mbak Rohayati, memang sepertinya agak sulit untuk bisa mengelola keuangan jika pemasukannya tidak rutin. Soalnya pengeluaran sudah pasti lebih banyak yang rutin daripada yang tidak. Kalau pemasukannya sedang baik mungkin tidak ada masalah, semua pengeluaran bisa dikelola dengan baik. Tapi, kalau pemasukannya sedang tidak baik, belum tentu semua pengeluaran bisa dipenuhi.
Apalagi kalau besarnya pengeluaran disesuaikan dengan penerimaan yang tidak pasti, bisa berbahaya. Contohnya, ketika penerimaan satu juta dalam sebulan, pengeluarannya juga Rp 1 juta. Ketika penerimaan bulan berikutnya menjadi Rp 1,5 juta, pengeluaran ikut bertambah menjadi Rp 1,5 juta pula. Yang bahaya adalah ketika penerimaannya turun menjadi hanya Rp 800 ribu saja, biasanya pengeluaran akan sulit untuk diajak kompromi ikut turun.
Karena tidak mungkin menjadikan seluruh pengeluaran menjadi pengeluaran tidak rutin sebagaimana pemasukannya. Maka yang harus kita lakukan adalah dengan mengubah pemasukan Anda menjadi pemasukan yang rutin. Ini bukan berarti Anda harus pindah kerja dan mencari pekerjaan yang bisa memberikan gaji rutin lho. Yang saya sarankan adalah agar Anda menggaji diri Anda sendiri secara rutin dari usaha/proyek yang Anda jalankan.
Anggap saja Anda memiliki sebuah usaha yang bergerak dalam bidang pekerjaan Anda sekarang. Dan usaha ini mendapatkan penghasilan dengan mengerjakan proyek yang bersifat insidentil. Ketika sedang mengerjakan proyek dan ada penerimaan yang masuk, jangan langsung masukkan ke kas pribadi Anda. Masukkan ke kas usaha tersebut yang terpisah dari kas pribadi.
Lalu bagaimana dengan kas pribadi Anda? Untuk mencukupi pengeluaran Anda ambil saja gaji yang sifatnya tetap setiap bulan. Untuk menentukan berapa besarnya gaji Anda, perkirakan berapa penghasilan usaha Anda yang didapat dalam waktu kira-kira satu tahun. Untuk menghitungnya bisa dengan melihat perolehan tahun lalu atau disesuaikan dengan kondisi sekarang. Kalau sudah dapat angkanya, bagi dengan 12 bulan. Itulah maksimal gaji yang bisa Anda peroleh dari usaha Anda. Kalau bisa, kurang dari itu akan lebih baik lagi, sisanya bisa disimpan sebagai kas usaha. Karena sifatnya usaha tidak pasti dan butuh uang tunai untuk berjaga-jaga kalau-kalau terjadi kebutuhan yang bersifat mendadak atau mendesak.
Dengan cara sepert itu, ada beberapa manfaat yang bisa Anda dapatkan. Pertama, Anda akan terlatih untuk mengelola usaha, walaupun usaha itu dikerjakan sendiri. Setidaknya bisa memprediksi penerimaan dan mendorong Anda untuk mencapai target penerimaan dengan lebih giat dalam mencari proyek, bukan sekedar menunggu proyek datang. Kedua, adalah Anda bisa mengelola keuangan pribadi secara lebih baik karena sudah memiliki penghasilan yang bersifat rutin.

Salam
Ahmad Gozali
Perencana Keuangan

0 comments:

Posting Komentar