Dikutip dari Danareksa.com
Sumber: http://www.perencanakeuangan.com/
Wajar sekali jika dalam hidup ini kita
banyak memiliki keinginan-keinginan yang membutuhkan sejumlah uang untuk
mewujudkannya. Jika kita tidak bisa mewujudkannya saat ini karena tidak
tersedianya uang yang cukup, kita masih punya kesempatan untuk mewujudkannya
suatu saat nanti dengan cara menyisihkan sejumlah uang dari penghasilan untuk
ditabung atau diinvestasikan. Sehingga pada akhirnya bisa terkumpul sejumlah
dana yang cukup untuk mewujudkan keinginan tersebut.
Namun alih-alih menjadi semakin dekat
dengan tujuan Anda, sebaliknya malah semakin jauh. Ada-ada saja yang menghalangi
Anda untuk berinvestasi, terutama godaan untuk memakai dana investasi yang sudah
terkumpul untuk suatu pengeluaran yang bukan tujuan dari investasi tersebut.
Seakan-akan begitu melihat sejumlah dana terkumpul, tangan Anda sudah gatal
untuk membelanjakannya.
Mengapa bisa gagal di tengah jalan?
Penyebab utamanya adalah karena Anda tidak mempunyai tujuan keuangan yang
spesifik dan terukur dalam berinvestasi, akibatnya akan terjadi 2 hal, yaitu :
A. Kurangnya motivasi dalam
berinvestasi.
Misalnya Anda mempunyai keinginan memiliki mobil sendiri dan Anda berjanji akan berusaha menabung untuk mewujudkan keinginan itu.
Misalnya Anda mempunyai keinginan memiliki mobil sendiri dan Anda berjanji akan berusaha menabung untuk mewujudkan keinginan itu.
Cara Anda berinvestasi pasti akan berbeda
jika Anda merubah keinginan tadi menjadi suatu tujuan keuangan yang lebih
spesifik dan terukur. Misalnya, Anda menetapkan untuk bisa memiliki mobil merek
X seharga Rp 80 juta, dan keinginan itu ingin Anda wujudkan 3 tahun dari
sekarang.
Dengan cara pertama, semangat Anda
mengumpulkan uang untuk membeli mobil mungkin tidak bertahan lama. Demi melihat
uang yang sedikit demi sedikit terkumpul, bisa-bisa Anda tergoda untuk
memakainya.
Berbeda jika Anda mempunyai tujuan yang
jelas berapa lama lagi keinginan tersebut bisa diwujudkan dengan kemampuan
berinvestasi saat ini. Semakin hari Anda akan semakin bersemangat melihat betapa
keinginan Anda menjadi semakin dekat untuk bisa diwujudkan.
B. Sulitnya mengetahui keberhasilan
investasi.
Misalnya Anda menabung untuk mengumpulkan sejumlah dana untuk membeli rumah sebesar Rp 500.000,- tiap bulan. Tiga tahun kemudian terkumpul dana kurang lebih Rp 18 juta. Apakah dana tersebut sudah cukup untuk membeli rumah. Jawabanya mungkin cukup mungkin tidak.
Misalnya Anda menabung untuk mengumpulkan sejumlah dana untuk membeli rumah sebesar Rp 500.000,- tiap bulan. Tiga tahun kemudian terkumpul dana kurang lebih Rp 18 juta. Apakah dana tersebut sudah cukup untuk membeli rumah. Jawabanya mungkin cukup mungkin tidak.
Anda sendiri juga belum menentukan berapa
harga rumah yang ingin dibeli. Jika Anda belum menetapkan berapa harga rumah
yang ingin dibeli, bagaimana Anda bisa menghitung dana yang terkumpul sudah
cukup atau belum.
Sebaliknya dengan menentukan terlebih
dahulu berapa harga rumah yang ingin dibeli dan kapan rumah itu ingin dibeli,
selanjutnya akan lebih mudah bagi Anda untuk menentukan berapa penghasilan yang
harus disisihkan untuk mewujudkan keinginan tadi. Jika jumlah yang disisihkan
terlalu berat untuk kondisi keuangan Anda saat ini, maka tinggal melakukan
penyesuaian terhadap target harga rumah yang ingin dibeli dan jangka waktu
investasinya.
Dengan demikian keinginan tersebut bisa
dirubah menjadi tujun keuangan yang lebih realistis. Jika sudah sesuai antara
kemampuan berinvestasi dengan tujuan investasinya, maka akan semakin mudah
diukur kemajuannya dari hari kehari. Sehingga pada saat yang telah ditentukan
Anda berhasil mengumpulkan sejumlah dana yang cukup untuk mewujudkan tujuan
keuangan Anda. Pengukuran keberhasilan investasi ini sangat penting, sebab salah
satu keberhasilan investasi adalah jika berhasil mencapai target dana
investasinya pada waktu yang telah ditentukan.
Berikut ini ada 3 tips dalam menetapkan suatu tujuan
keuangan, yaitu :-
Spesifik.
Suatu tujuan keuangan sebaiknya dibuat secara tertulis, terukur dan mempunyai jangka waktu. Misalnya “saya ingin dalam waktu 12 bulan ke depan bisa menaikan jumlah setoran tabungan rutin menjadi 10% dari penghasilan per bulan. -
Realistis.
Andalah yang tahu diri Anda. Andalah yang tahu pola pembelanjaan Anda “Mana yang harus dibeli” dan mana yang “Senang juga kalau bisa dibeli”. Mencapai suatu tujuan keuangan adalah seperti orang yang sedang berdiet dalam usahanya menurunkan berat badan. Diet matian-matian bisa saja membuat Anda kehilangan berat badan dengan cepat, tetapi Anda akan cepat bosan dan untuk menghibur diri atas penurunan berat badan itu, Anda menghadiahi diri Anda dengan coklat dan es krim. -
Beritahu orang lain.
Kebanyakan orang sangat bersemangat saat membuat rencana, tetapi seringkali gagal dalam pelaksanaan. Karena resep yang cukup manjur ini layak dicoba, yaitu dengan memberitahu orang lain, tentunya orang yang sangat dekat dengan Anda misalnya suami, isteri, atau orang tua, tentang tujuan keuangan Anda dan bagaimana rencana Anda untuk mencapainya. Mintalah orang tersebut mengingatkan Anda kapan saja dia melihat indikasi Anda akan menyimpang dari rencana Anda semula. Sebagai contoh orang yang ingin berhenti merokok, bisa memberitahukan orang lain yang cukup dekat dengannya mengenai rencananya. Sehingga temannya berfungsi sebagai pengingat kapanpun si perokok mulai menyimpang dari rencananya.
Sumber: http://www.perencanakeuangan.com/
0 comments:
Posting Komentar